Saturday, August 27, 2011

Yuk Jadi ECO-DRIVER!

Tentunya mengendarai kendaraan bermotor juga harus punya prinsip hijau dong ya... :)

1. JANGAN memanaskan mobil terlalu lama karena boros bensin. Apalagi mesin mobil-mobil sekarang dirancang untuk cepat panas.

2. JANGAN mengubah kecepatan secara tiba-tiba. Naikkan secara perlahan, dan JANGAN langsung tancap gas begitu mobil dinyalakan. Tunggu kira-kira 5 detik sebelum mencapai 20km/jam. Demikian juga sebaliknya, turunkan kecepatan secara perlahan.

3. Usahakan injak gas seminim mungkin--yg artinya menyetir dengan kecepatan konsisten. Atur pada kecepatan tetap, yaitu 40-50km/jam. Sekalian melatih kesabaran juga lho ini... :) Hindari mengebut atau kebut-kebutan karena konsumsi BBM 30% lebih boros dibandingkan dengan kecepatan normal.

4. Perhatikan tekanan ban mobil. Jika ban kurang angin, kelembaman kendaraan akan menurun, sehingga butuh energi lebih banyak untuk bergerak. Ban yang kurang angin menambah konsumsi BBM hingga 3% menambah emisi gas sampai 5%, dan juga dapat membahayakan pergerakan mobil.

5. Matikan mesin kendaraan kalau sedang menunggu atau berhenti lebih dari 30 detik--yang ternyata.... jika menyalakan kembali mesin faktanya lebih sedikit menghabiskan energi dibanding jika mesin dibiarkan menganggur selama 10 detik.

6. Tukar gigi ke netral kalau akan berhenti di lampu merah. Hal ini juga berlaku untuk mobil matic.

7. Kendarai mobil di gigi tinggi pada kecepatan rendah. Posisi gigi transmisi tinggi lebih hemat BBM lho!

8. Turunkan kecepatan di jalanan yang menanjak.

9. JANGAN isi mobil dengan barang-barang berat karena akan mempengaruhi aerodinamika mobil dan mengurangi efisiensi BBM.

10. Rencanakan rute perjalanan agar BBM tidak terbuang percuma karena terjebak macet ataupun tersesat. Ini antisipasi juga untuk mencegah akselerasi tajam dan mengerem mendadak.

11. Rawat kendaraan secara teratur. Servis rutin jika kendaraan Anda sudah menempuh jarak 5000 km untuk memastikan keadaan mesin tetap dalam kondisi baik.

12. Pakai BBM yg beroktan tinggi. Pembakarannya lebih sempurna dan bersih sehingga lebih hemat dalam jangka panjang.

(Sumber: Hidup Hirau Hijau)

Thursday, August 11, 2011

The (Bad) Power of Styrofoam

Masih suka pakai styrofoam? Semoga setelah baca ini, jadi lebih bijak dalam penggunaan material yang sering dijadikan sebagai wadah makanan (dan minuman) ini ya..

Styrofoam diciptakan pada tahun 1940-an, dan dianggap sebagai bahan ajaib multifungsi karena punya kualitas isolasi dan kemampuan mengapung. Kata styrofoam sendiri adalah merek dagang untuk barang polystyrene terekstrusi yg diproduksi oleh Dow Chemicals. Bahan ini biasanya digunakan di bangunan dan TIDAK boleh dicampur dengan kemasan makanan.

Styrofoam kini telah menjadi istilah yang sering salah diterapkan ke semua bahan busa polistirena terekstrusi. Materi yang tidak termasuk styrofoam seharusnya disebut busa.

Dan, seperti yg kita tahu, styrofoam punya (banyak) sifat yang (sangat) merugikan lingkungan. Ready to face the truth?

1. NON-BIODEGRADABLE! styrofoam tahan terhadap fotolisis dan peruntuhan bahan oleh proton yang berasal dari sumber cahaya. Ditambah lagi dengan fakta bahwa styrofoam ringan dan mengapung, yang berarti dari waktu ke waktu sampahnya akan mengancam keindahan sekaligus ekosistem pantai (dan laut) serta aliran air. Bahkan, ada pihak yang meramalkan bahwa styrofoam suatu hari nanti akan menjadi komponen utama puing lautan. Oh, NO!

2. NON-DAUR ULANG, karena sifat styrofoam ringan membuatnya tak berharga karena berbentuk kepingan. Selain itu styrofoam juga sulit untuk dikumpulkan karena mudah diterbangkan angin.

3. Styrofoam diproduksi menggunakan HFC (hydrofluorocarbon) yang punya pengaruh negatif pada lapisan ozon dan global warming!

4. Styrofoam mengandung BROMINATED FLAME-RETARDANT, yaitu zat kimia yang menjadikan sebuah produk lebih tahan api, TAPI berpotensi besar mencemari lingkungan.

5. Styrofoam sebagai kemasan makanan BERBAHAYA UNTUK KESEHATAN. Pemakaian yang kontinyu dan jangka panjang dapat meningkatkan resiko kanker, serta merusak sumsum tulang dan imunitas. Komponen styrofoam (Monomer Stiren) dapat masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dimakan, khususnya saat bersentuhan dengan panas, lemak, dan juga minyak.

Gimana, sudah terbuka kah mata teman-teman tentang penggunaan styrofoam? Jika memang tidak bisa berbuat yang signifikan, bisa kok dimulai dari diri sendiri. First thing to do: KURANGI dan juga usaha untuk MENGHENTIKAN penggunaan styrofoam. It's worth to try, for earth!

Jangan bosan-bosan juga sampaikan ke teman-teman yang lain ya!