Saturday, July 28, 2012

Mungkinkah menjadi Ramadan yang ramah lingkungan?

Bulan Ramadan ini, banyak Muslim yang tidak hanya fokus pada ibadahnya, namun sekaligus berusaha memberikan dampaknya terhadap Bumi. Hal ini penting karena kita sudah tahu banyak tentang efek dari pemanasan global, berkurangnya sumber daya, dan yang paling penting menurunnya akses air bersih di seluruh dunia--yang beberapa tahun belakangan menjadi kekhawatiran terbesar di berbagai negara dunia.

Berdasarkan perintah Allah SWT, para Muslim berpuasa, menahan lapar dan haus (serta hawa nafsu) dari mulai matahari terbit sampai matahari tenggelam selama bulan Ramadan.  Selain puasa, orang Islam di seluruh dunia juga bercita-cita untuk mencapai kepuasan spiritual dan menjadi lebih dekat dengan pencipta-Nya melalui doa-doa, ibadah, membantu sesama, dan refleksi diri. Saat puasa adalah aspek terpenting dari Ramadan, ini juga saat yang tepat untuk lebih menyadari prinsip-prinsip universal dari belas kasih, kasih sayang, dan penghargaan terhadap Bumi sebagai tempat di mana kita tinggal dan memperjuangkan kehidupan yang layak.

Dalam kitab suci Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, bahwa Dia telah menempatkan manusia sebagai "khalifah di Bumi" (Al-Baqarah: 30). Dengan demikian, umat Islam percaya bahwa manusia juga bertugas untuk melindungi, menyayangi, merawat, dan menghormati Bumi dan semua ciptaan Tuhan di dalamnya. Nabi Muhammad SAW berkata, bahwa jika akhir dunia datang ketika kita sedang menanam pohon, maka kita harus melanjutkannya.

Selama bulan suci Ramadan, umat Muslim di Amerika Serikat (AS)  telah menemukan cara untuk membuat Ramadan lebih 'hijau', atau lingkungan yang berkelanjutan, dan mengurangi dampak negatif terhadap Bumi saat berbuka puasa. Ya, saat berbuka memegang peranan penting untuk menjadikan Ramadan lebih ramah lingkungan.

Sepanjang bulan Ramadan, banyak dari umat Islam yang berkumpul bersama keluarga, teman, atau komunitas tertentu untuk berbuka bersama. Bisa dilakukan di masjid, rumah, atau restoran. Sudah banyak Muslim yang menyelenggarakan 'green Iftar' atau bisa dibilang 'zero trash Iftar', yang berusaha memberikan alternatif untuk membuang ratusan piring, gelas, peralatan makan dan minum sekali pakai. Diusahakan, bahwa material yang ada saat berbuka puasa menggunakan bahan yang bisa digunakan kembali (reuse) atau yang dapat didaur ulang (recycle)--dengan tujuan menghindari terlalu banyak sampah.

Beberapa masjid di AS di Virginia Utara, seperti masjid Dar Al Hijrah dan Adams Center, mengajarkan para anggotanya tentang pentingnya kelestarian lingkungan dan juga telah menyiapkan program daur ulang.

Banyak juga Muslim lainnya yang mengambil tindakan sesuai pilihannya sendiri, berjuang untuk hidup seramah lingkungan mungkin dalam kehidupannya sehari-hari. Tidak sedikit yang melakukan anjuran Nabi, bahwa umat Islam hanya mengisi sepertiga perut mereka dengan makanan, dan sepertiga lainnya untuk minuman, dan sepertiga sisanya diisi dengan udara--meminimalisir asupan yang dikonsumsi. Banyak juga yang berupaya untuk menghemat air sampai tetes terakhir, khususnya ketika mengambil air wudhu sebelum beribadah.

Sebagai tambahan untuk menghindari pemborosan makanan dan air, banyak umat Islam yang juga mengambil stok dari harta benda yang dimiliki, dan merenungkan apa yang sebenarnya benar-benar dibutuhkan, dan bagaimana pola konsumsi mereka dapat memberikan dampak pada lingkungan sekitar.

Selanjutnya, satu pertanyaan besar muncul, "Apa poin penting dari berpuasa di bulan Ramadan kalau tindakan dan kata-kata kita tidak berubah?".

Meskipun banyak nilai-nilai spiritual yang berusaha dicapai banyak umat Muslim selama Ramadan, nilai-nilai kesadaran dan keledulian akan lingkungan juga tak kalah penting. 

Sekarang sudah waktunya untuk kita mendorong diri kita sendiri, dan orang-orang yang ada di sekitar kita, untuk menjadi 'pejuang Bumi' dan hidup sebagai individu yang penuh kasih dan menghargai terhadap beragam ciptaan indah Allah SWT di muka Bumi. Sebagai manusia, kita bertanggung jawab untuk lingkungan di sekitar kita, dan kita pun punya kewajiban untuk memberika  perubahan yang lebih baik.

Happy fasting!

Sumber: MidEastPost